Ketika Ombak Garang Berpadu dengan Laguna yang Tenang
Di pantai paling terkenal di Kulon Progo ini kita bisa memancing, bersepeda, menaiki cano di laguna, bermotorcross ria, hingga sekedar duduk santai menikmati tetrapod yang berjuang memecah ombak sambil menunggu sunset tiba.
Pemecah ombak dan laguna, dua kata itu langsung terlintas ketika mendengar nama Pantai Glagah. Keduanya seperti menunjukkan dua sisi berbeda dari pantai berpasir hitam ini. Ratusan tetrapod yang berjajar di sisi barat tanpa ampun memecah ombak Laut Selatan yang terkenal garang.
Ketika bulan baru dan ombak pantai menggulung-gulung, kita dapat melihat bagaimana ombak pecah dan buihnya menghambur ke daratan. Sementara itu, laguna tenang nan luas di dekatnya nampak begitu bersahabat bagi anak-anak kecil yang ingin bermain air. Ada kapal-kapal wisata tampak terparkir rapi di pinggir laguna, begitu pula dengan perahu bebek warna-warni yang menunggu untuk ditumpangi.
Bagi para pecinta olahraga silahkan bersepeda menyusuri pantai, naik ATV ataupun menaklukkan medan berpasir dengan motorcross. Laguna yang tenang juga asik digunakan untuk mengayuh dayung kano. Jika khawatir melepas anak-anak bermain air di pantai, ada kolam renang kecil bagi mereka sehingga bisa tetap berenang dengan aman. Selain itu, Pantai Glagah juga menjadi surga bagi para pemancing. Memancing dengan teknik casting di atas tetrapod tentu menjadi pengalaman tersendiri. Beberapa jenis ikan seperti Surung, Caru (baby GT), Talang, Pethek (Mlawis), Garon, Layur dan lain-lain bisa kita dapatkan di sini.
Saat matahari sedang terik, menikmati buah semangka atau melon segar yang dijual di jalan menuju pantai langsung dari petani lokal tentu sangat menggiurkan. Nimatilah buah-buahan itu sambil duduk di lincak-lincak yang diteduhi oleh pepohonan cemara udang di sepanjang bibir laguna. Jika lapar datang, beberapa warung yang menjual aneka olahan ikan di sekitar pantai dapat memadamkan rasa lapar seketika.
Setelah seharian bermain di pantai, jangan terburu-buru untuk pergi. Tunggu hingga matahari pulang ke peraduannya. Duduk dan menghadaplah ke barat di pinggir jalan dekat barisan pemecah ombak, nikmati cahaya emas yang memantul sempurna dari permukaan laut dan menyusup melewati celah tetrapod. Dengarkan debur ombak yang pecah, lihatlah langit yang semakin jingga dan rasakan laguna yang semakin tenang. Mereka akan menutup hari dengan begitu manis dan romantis.